LingkarMadura.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengungkap pergerakan tim Arab Saudi yang diduga membunuh jurnalis pengkritik rezim Raja Salman,Jamal Khashoggi, di Istanbul.
Di hadapan parlemen, Erdogan menjabarkan bahwa pembunuhan ini dilakukan oleh tim beranggotakan 15 orang yang dikirim langsung dari Saudi.
Tim tersebut tiba di Turki pada 1 Oktober, tiga di antaranya kemudian langsung mengecek hutan di sekitar Istanbul, kemungkinan mencari lokasi untuk membuang jasad Khashoggi nantinya.
Keesokan harinya, 15 orang itu tiba secara terpisah di konsulat Arab Saudi di Istanbul sebelum Khashoggi masuk ke gedung tersebut sekitar pukul 13.08 waktu setempat.
Hanice Cengiz, tunangan Khashoggi yang menunggu koresponden Washington Post itu di luar gedung, kemudian melapor ke kepolisian Turki karena Khashoggi tak kunjung keluar. Cengiz khawatir Khashoggi ditahan paksa.
Aparat lantas memeriksa rekaman CCTV dan terbukti Khashoggi memang tidak pernah keluar dari gedung tersebut.
Temuan ini bertolak belakang dengan pernyataan Saudi yang menekankan bahwa Khasoggi sudah keluar dari gedung konsulat dengan selamat.
Namun, pada akhir pekan lalu, Saudi mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam sebuah perkelahian di dalam gedung konsulat.
Erdogan mengatakan bahwa bukti yang dihimpun aparat di lapangan mengindikasikan Khashoggi menjadi korban "pembunuhan menjijikan" dan pemerintah seharusnya tidak menutupi itu.