LingkarJatim.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyindir pihak-pihak yang menuding pemerintahannya dikendalikan oleh asing. Jokowi mengklaim justru di era kepemimpinannya banyak aset asing yang bisa diambil alih oleh Indonesia.
Ia mencontohkan Indonesia akhirnya bisa memiliki saham mayoritas di PT Freeport Indonesia, yakni 51 persen. Padahal, kata dia, selama 40 tahun terakhir Indonesia hanya mendapat bagian 9 persen dari saham Freeport.
"Freeport 40 tahun kita hanya diberi 9 persen gak pernah ada yang demo," kata Jokowi kepada puluhan ulama di Masjid Baitussalam, Kompleks Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu, 21 November 2018.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini kembali mengulang sindirannya. Ia menuturkan selama ini tidak ada yang mengkritik pemerintahan sebelumnya yang membiarkan kepemilikan saham Indonesia di Freeport sangat kecil.
Sementara itu, yang ia alami justru sebaliknya. Meski baru memimpin empat tahun ia kerap dituding antek asing. "(Freeport) 40 tahun didiemin saja gak dibilang antek asing. Saya baru saja sehari dua hari dibilang antek asing," tuturnya.
Selain itu, Jokowi menyindir tidak ada aksi unjuk rasa yang untuk mendukung langkah pemerintah mengambil alih mayoritas saham PT Freeport Indonesia. Padahal, kata dia, dukungan seperti itu sangat dinantikan pemerintah. "Mestinya ada yang demo saya. Kalau dukungan diberikan kita tambah semangat," kata Jokowi.
Selain Freeport, kata Jokowi, pemerintahannya juga sukses mengambil alih 100 persen pengelolaan situs penghasil minyak dan gas di Blok Mahakam, Kalimantan Timur; dan blok Rokan, Riau. "100 persen diambil dan diberikan ke Pertamina. Ini yang jarang saya ceritakan," katanya. (tempo)