LingkarMadura.com - semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan presiden tahun 2019, tak pelak juga membuat basis pendukung kedua paslon seringkali terlibat pada ketegangan dalam tensi tinggi. Baik yang terjadi di ranah sosial media atau bahkan di dunia nyata.
Kita sudah tidak asing dengan perdebatan tak berkesudahan menyangkut pelaksanaan Pilpres kali ini. Bumbu bumbu hoax, penguatan pendukung dengan mencaplok dalil agama untuk pembenaran, adu argumentasi secara ngotot tanpa data adalah pemandangan setiap hari yang bisa kita saksikan dewasa ini.
Hampir pasti kita tidak bisa mengelak dari beberapa fenomena diatas. Oleh karena itu, perkumpulan para Lora Madura yang tergabung di “Himpunan Lora-Lora Madura” (HILMA) merilis maklumat dan seruan tentang kondisi yang memprihatinkan ini dengan 6 butir maklumat seperti dibawah ini:
1- pilpres adalah kontestasi lima tahunan dan proses demokrasi, sehingga setiap warga negara Indonesia berhak untuk mencalonkan dan dicalonkan sebagai kepala negara sesuai undang-undang yang berlaku.
2- menghimbau kepada para pendukung pasangan capres dan cawapres untuk mematuhi undang-undang yang berlaku dan mengedepankan akhlakul karimah serta tidak menggunakan cara cara kotor dengan menyebar fitnah, ujaran kebencian, hoax, provokasi dan lainnya yang bisa merusak persaudaraan, persatuan dan kebersamaan yang dapat mengancam keutuhan NKRI.
3- Menghimbau kepada para tokoh agama untuk tidak menggunakan dalil dalil agama sebagai alat justifikasi kebenaran sepihak untuk kepentingan politik pilpres 5 tahunan ini.
4- menghimbau kepada tokoh agama untuk tidak menggunakan kegiatan kegiatan agama seperti majelis haul, majelis taklim, walimatul ursy, walimatul khitan dan lainnya sebagai sarana kampanye yang bisa mengotori kesakralan kegiatan tersebut.
5- meminta kepada para pendukung pasangan capres cawapres untuk tidak membodohi umat dengan mengklaim kebenaran sepihak dan merasa paling islami dengan menuduh yang lain sebagai kaum munafik, sesat, liberal, komunis, anti islam dan lainnya yang belum tentu kebenarannya.
6- menghormati segala proses pesta demokrasi ini dengan tetap menghormati setiap perbedaan pilihan yang ada dan menghormati hasil dari proses pemilihan siapapun pemenangnya. (ragnarok)