Lingkarmadura.com - Kemenangan Tim Jihad atas Tim Mantap dan Tim Hisbullah pada liga serentak kemarin terpaksa di anulir oleh komdis setelah melalui bantuan Video Assistant Referee (VAR). Persoalan utamanya adalah, diyakini banyak pemain yang sudah pensiun, pemain yang awalnya cedera tapi sudah sembuh, pemain cadangan, ofisial serta beberapa penonton diketahui juga turut bermain di lapangan.
Bahkan, para pemain yang sudah pindah klub ke negara seberang dan pemain yang sudah meninggal masih masuk list sebagai pemain inti. Aneh? Sebenarnya tidak. Peristiwa ini adalah hal yang sangat wajar di liga Indonesia.
Komisi Disiplin Liga memutuskan, Liga Sampang kemarin tidak sah secara aturan FIFA karena terjadi penggelembungan nama pemain yang tidak wajar. Seharusnya DPT pemain adalah 22 dengan komposisi 11 starting eleven dan 11 pemain cadangan. Tetapi justru membengkak hingga ke angka 30.
Komdis juga memutuskan harus ada pertandingan leg kedua untuk menentukan pemenang diantara 3 tim itu. Sebelum menuju kesana, panitia lokal diperintah memperbaharui daftar pemain, pendukung beserta offisial pertandingan.
Dalam hal ini, yang paling dirugikan tentu Tim Jihad mengingat pada pertandingan kemarin sempat dinyatakan unggul berkat gol-gol spektakuler dua pemain legendarisnya. Ketapang dan Camplong. Selain itu Tim Jihad juga sudah beberapa kali melakukan selebrasi atas capaian kemenangannya itu.
Proses terjadinya gol memang sempat menuai protes dari Tim Mantap karena diyakini terjadi pelanggaran sebelum bola menjebol jaring gawang Tim Mantap.
Komdis sepertinya akan mengabaikan bukti-bukti pelanggaran yang diajukan oleh Tim Mantap dibuktikan dengan tidak adanya pembahasan soal kecurangan pada putusan kemarin. tetapi, tak dinyana, melalui telaah komprehensif, Komdis memutuskan Liga Sampang harus diulang dari awal! Tidak bisa diganggu gugat!
Tentu keputusan ini di luar ekspektasi Tim Mantap mengingat dari awal yang diinginkan hanya menganulir beberapa gol saja tapi ternyata, Komdis memerintahkan panitia lokal untuk mengulang seluruh pertandingan dari awal.
Bagi Tim Hisbullah, pertandingan leg kedua ini bisa jadi kesempatan besar untuk mengungguli Tim Mantap dan Tim Jihad setelah di leg pertama kemarin Tim Hisbullah kehabisan peluru ditengah jalan dan langsung mengibarkan bendera putih sesaat usai pertandingan selesai.
Leg kedua nanti, Tim Hisbullah diyakini lebih siap mengarungi laga hidup mati ini mengingat “peluru” yang sedianya akan diluncurkan pada pertandingan leg pertama kemarin mampet dan kabarnya, saat ini, sudah ada sebagian yang sudah cair.
Puluhan miliar uang rakyat Sampang menguap begitu saja tanpa menghasilkan apa-apa. PSU-pun di perkiraan akan memakan uang rakyat Sampang hampir separuh dari dana penyelenggaraan liga Sampang jilid pertama.
Tetapi, apapun itu, amar putusan MK merupakan butir butir keputusan yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan.
Semoga PSU ini menjadi akhir dari segala ketegangan di Sampang. Dan bisa jadi titik balik bagi semua pihak untuk introspeksi diri. Panitia penyelenggara berbenah dan peserta liga beserta pendukungnya bisa menjaga sportivitas demi kondusivitas Sampang yang sedang panas.
Penulis : Hamba Allah